JAKARTA - Ketua umum Lingkar Nusantara Prabowo (LISAN-Prabowo), Hendarsam Marantoko menanggapi penunjukan Novel Baswedan jadi wakil kepala Satgassus Penerimaan Negara.
Selain Novel Baswedan, Yudi Purnomo Harahap mantan penyidik KPK juga ditunjuk menjadi anggota Satgassus Penerimaan Negara. Dua nama ini sebelumnya diberhentikan sebagai penyidik KPK melalui kejanggalan Tes Wawasan Kebangsaan pada tahun 2021 lalu. Namun banyak publik menilai mereka adalah insan yang berintegritas tinggi dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sebelumnya Kapolri jenderal Listiyo Sigit Prabowo membentuk Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara untuk mendampingi Kementerian sebagai langkah konkret mencegah kebocoran pendapatan negara.
Hendarsam juga menyadari bahwa optimalisasi peran pencegahan yang dilakukan oleh Satgassus Penerimaan Negara ini akan sangat bergantung pada kualitas dan integritas dari para insan di dalamnya.
" Pak Prabowo menyadari bahwa integritas insan di dalam Satgassus ini adalah faktor utama untuk mendukung optimalisasi pencegahan. Itu sebabnya, Novel Baswedan yang selama ini dinilai publik memiliki integritas tinggi dalam pemberantasan korupsi ditunjuk sebagai wakil kepala" tuturnya.
Selain itu, Menurut Hendarsam, kehadiran Satgassus ini adalah wujud nyata dari komitmen Prabowo untuk menutup kebocoran pendapatan negara.
" bagi yang memahami pemikiran Pak Prabowo, sebagaimana juga yang tertuang dalam buku paradoks Indonesia, kehadiran Satgassus ini adalah sebagai strategi untuk menutup kebocoran 30% dari pendapatan negara yang selama ini menjadi problem akut kita" ujar Hendarsam dalam keterangannya Senin, 16 Juni 2025.
Hendarsam juga menegaskan kehadiran Satgassus Penerimaan Negara ini dalam rangka mengoptimalkan peran pencegahan terhadap segala bentuk perilaku korupsi. Ia menegaskan bahwa peran penindakan dalam kasus tertentu harus tetap dilakukan, namun dengan tetap mengoptimalkan aspek pencegahan yang selama ini diabaikan.
" selama ini kita terlalu fokus pada penindakan, di lain sisi kita kerap mengabaikan aspek pencegahan. Padahal aspek pencegahan dan penindakan dua hal yang harus dilakukan secara proporsional. Dalam kasus tertentu, seperti kebocoran anggaran negara, pencegahan menjadi aspek yang paling penting, aspek penindakan tetap berjalan. Pak Prabowo menekankan optimalisasi aspek pencegahan terhadap kebocoran anggaran negara" tegasnya.
Ia menilai filosofi pencegahan korupsi di Indonesia selama ini kerap diabaikan. Aspek penindakan selalu menjadi langkah utama dalam pemberantasan korupsi. Padahal hematnya, pencegahan dan penindakan harus dilakukan secara bersamaan sesuai ruang lingkup dan kasus tertentu. karena pencegahan itu seperti mematikan akar korupsinya.
" ilustrasinya begini, korupsi itu seperti sebuah pohon, kalau akarnya tidak tercerabut, maka pohonnya akan tumbuh subur. Penindakan itu seperti kita memotong batang pohon, dengan akarnya yang kuat, pohonnya masih bisa tumbuh subur. Itu lah korupsi. Maka yang paling utama sebelum penindakan yang dilakukan adalah mematikan akarnya lalu menebas pohonnya" tutupnya. I press
COMMENTS