BEKASI - Sejumlah warga asal Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang SMAN 3 Cikarang Utara memprotes hasil seleksi penerimaan murid baru (SPMB) jalur domisili.
Salah satu pendemo Lena (46) mengaku kecewa karena anaknya yang merupakan warga asli Desa Waluya atau masih satu lingkungan dengan SMAN 3 Cikarang Utara dinyatakan tidak diterima saat pengumuman SMPB melalui jalur domisili tersebut.
"Padahal rumah saya dekat dengan sekolah, tidak sampai 500 meter. Tapi justru yang rumahnya jauh malah bisa masuk," katanya di lokasi, Kamis.
Ia mengatakan selaku orang tua tentu berharap agar anaknya itu bisa diterima di sekolah negeri. Biaya sekolah swasta yang tinggi menjadi pertimbangan utama mengingat keterbatasan ekonomi keluarganya. "Kayanya bakal berat banget kalau ke swasta," ucap dia.
Hal senada diungkapkan Erni (44) yang menduga ada kecurangan dalam proses penerimaan siswa di sekolah itu, terutama karena ada murid dari luar wilayah Desa Waluya yang diterima.
Dirinya bersama warga Desa Waluya lain bahkan mengancam akan menggembok gerbang sekolah sampai batas waktu yang tidak ditentukan apabila tuntutan mereka tidak terpenuhi.
Diketahui sebanyak 89 calon siswa baru belum terakomodir pada SPMB jalur domisili di SMAN 3 Cikarang Utara. Anak-anak yang tidak lolos pada tahap pertama ini diarahkan untuk mendaftar kembali di tahap kedua yakni melalui jalur prestasi.
Camat Cikarang Utara Enop Can menyampaikan keputusan ini diambil berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan unsur forum koordinasi pimpinan kecamatan, pihak sekolah, pengawas, kepala desa dan perwakilan warga.
"Dari data yang disampaikan warga, total ada 89 anak yang belum masuk di tahap pertama. Nah nanti mereka bisa masuk ke tahap kedua, jalur prestasi. Ikuti saja prosesnya karena memang daya tampung sekolah terbatas," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia SPMB SMAN 3 Cikarang Utara Yuliani menjelaskan pada tahap pertama ini, sekolah telah menerima 151 calon siswa baru atau setara 35 persen dari total kuota SPMB tahun ini yang mencapai 432 orang.
Jumlah tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak/juknis) SPMB SMA tahun 2025 di Provinsi Jawa Barat.
"Siswa baru yang diterima pada tahun ini totalnya 432, sementara kuota untuk jalur domisili sebanyak 35 persen atau 151 orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari wilayah Waluya, sebanyak 146 orang telah diterima," katanya.
Dirinya mengimbau kepada orang tua calon murid yang belum lolos pada tahap pertama untuk segera mempersiapkan pendaftaran pada tahap kedua. Tahap kedua ini dibuka mulai 24 Juni hingga 1 Juli 2025 melalui jalur prestasi.
"Nanti akan dilihat nilai rapor, termasuk prestasi lain baik di bidang akademik maupun non akademik," kata dia. I tar
COMMENTS