MOSKOW - Menjelang pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Alaska pada Jumat, 15 Agustus 2025, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan syarat perdamaian yang diajukan Moskow.
Dalam pernyataannya pada Selasa, 12 Agustus 2025, Zelensky mengatakan Rusia menginginkan pasukan Ukraina mundur sepenuhnya dari wilayah Donbas, termasuk bagian Donetsk yang masih dikuasai Ukraina.
Zelensky menegaskan, permintaan itu tidak bisa diterima.
"Bagi Rusia, Donbas hanyalah batu loncatan untuk menyerang lagi di masa depan. Jika kami mundur -- baik secara sukarela maupun karena tekanan -- itu sama saja memulai perang ketiga," ujarnya, dikutip dari CNN.
"Saya tidak akan menyerahkan negara saya. Jika Donbas kami tinggalkan sekarang, berarti kami memberi Rusia jalan terbuka untuk mempersiapkan serangan baru," lanjut Zelensky.
Rusia sebelumnya mencaplok Krimea pada 2014, lalu melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Terkait pertemuan puncak Alaska, Zelensky menyebut undangan Putin ke AS sebagai "kemenangan pribadi" bagi pemimpin Rusia itu.
Di medan perang, Ukraina mengerahkan pasukan cadangan untuk menahan laju Rusia di sekitar dua kota utama di Donetsk, yaitu Pokrovsk dan Dobropillia. Pertempuran di sana disebut "sulit" oleh Staf Umum Ukraina, dengan tambahan pasukan diperlukan untuk memblokir serangan kelompok-kelompok kecil tentara Rusia.
Situasi ini menunjukkan pertempuran di Donetsk semakin sengit. Wilayah ini memang sudah dikuasai sebagian oleh separatis pro-Rusia sejak konflik pecah pada 2014.
Sementara itu, Kremlin mengonfirmasi bahwa Putin telah berbicara lewat telepon dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk membahas pertemuan puncak di Alaska. I rm
COMMENTS