TEL AVIV - Setelah menyerang Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, kini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding Presiden Prancis Emmanuel Macron memicu sentimen anti-Yahudi (anti-Semitisme) karena mendukung pengakuan negara Palestina.
Dalam suratnya kepada Macron, Netanyahu mengatakan bahwa kasus anti-Semitisme di Prancis melonjak sejak Macron mengumumkan dukungan untuk Palestina.
"Seruan Anda untuk mendirikan negara Palestina justru menyulut api kebencian terhadap Yahudi. Ini bukan diplomasi, melainkan bentuk peredaan," tulis Netanyahu, dikutip dari AFP, Kamis 21 Agustus 2025.
Netanyahu juga menuding dukungan Macron memperkuat Hamas dan memperburuk situasi di Gaza. Ia mendesak Macron mengambil sikap tegas melawan anti-Semitisme di Prancis dan menantangnya melakukannya sebelum Tahun Baru Yahudi pada 23 September.
Pihak Istana Elysee merespons dengan keras, menyebut tuduhan Netanyahu sebagai "manipulasi" dan menegaskan bahwa Prancis akan selalu melindungi warganya yang beragama Yahudi.
"Prancis akan selalu melindungi warga negara Yahudinya," menurut pernyataan kantor Macron.
"Tuduhan keliru Netanyahu tidak akan dibiarkan begitu saja," lanjutnya.
Sementara itu, Macron kembali mengecam rencana Israel menduduki Kota Gaza. Menurutnya, langkah itu hanya akan memicu bencana kemanusiaan, memperburuk konflik, dan berpotensi menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam siklus perang tanpa akhir.
Macron juga menyerukan gencatan senjata permanen, pembebasan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan besar-besaran ke Gaza. I rm
COMMENTS