JAKARTA - Demi menjaga kredibilitas dan aspek akuntabilitas dari setiap keputusan manajemen, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPT Danantara) perlu menyusun laporan keuangan.
Dikatakan Ketua Danantara Positive Watchdog (DPW), Ahmad Deni Daruri, bisa dipublikasikan per setengah tahun dan setahun penuh.
"Ini penting bagi BPI Danantara untuk menjaga trust juga. Untuk membangun kredibilitas dan pengambilan keputusan yang tanggap, laporan keuangan BPI Danantara idealnya dipublikasikan," kata Ahmad Deni Daruri kepada wartawan, Selasa 22 Juli 2025.
Pada bulan ini, lanjut Deni, Danantara seharusnya sudah menyampaikan laporan keuangan kepada publik. Ini bukan hanya praktik standar, namun juga mencerminkan semangat transparansi dan akuntabilitas.
"Sebagai perusahaan investasi yang bercita-cita membentuk masa depan ekonomi Indonesia, Danantara memerlukan sistem pelaporan keuangan yang lebih dari sekadar laporan akuntansi," katanya.
Laporan keuangan BPI Danantara, kata Deni, harus mencerminkan komitmen terhadap integritas, akuntabilitas, dan pengambilan keputusan berbasis data.
Mengacu praktik terbaik seperti Temasek Holdings di Singapura, katanya, laporan keuangan bukan hanya sekadar pemenuhan kewajiban hukum, tetapi juga alat strategis untuk membangun kepercayaan dan merancang masa depan.
Asal tahu saja, Temasek Holdings menggunakan jasa KPMG LLP sebagai auditor independen dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi sejak tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2008 hingga 2024.
Sebelumnya, atau sejak 2002 hingga 2007, auditor Temasek adalah Pricewaterhouse Coopers LLP (PwC).
"BPI Danantara bisa meniru Temasek dengan menggunakan KPMG atau PwC karena Temasek adalah institusi yang paling kredibel di dunia yang dapat ditiru karena profesionalismenya," kata Deni.
Dikatakan Deni lagi, PwC menunjukkan kredibilitasnya saat melakukan valuasi atas aset-aset BPPN pada krisis di Asia pada 1998. Auditor ini, menggunakan pendekatan yang sangat objektif dan profesional.
Deni mengusulkan laporan keuangan Danantara dirilis dua kali dalam setahun, karena memuat evaluasi strategi dan dampak makro. Dengan format seperti ini, Danantara dapat menyajikan beberapa data penting.
Misalnya, sambungnya, kinerja portofolio setahun penuh, pembelajaran dari strategi investasi dan arah kebijakan, informasi ESG dan redistribusi nilai ekonomi ke publik, serta gambaran neraca dan cashflow komprehensif.
"Sehingga publik bisa semakin mudah melihat BPI Danantara secara jujur dan utuh lewat laporan keuangannya. Seperti kaca besar untuk melihat kekuatan finansial jangka panjang dan nilai sosial perusahaan," pungkasnya. I rm
COMMENTS